Selasa, 06 November 2018

TOURING KE PUNCAK B29 LUMAJANG JAWA TIMUR

Berawal dari candaan di Whatsapp dengan Bro Imam, "Bro... kita touring ke B29 yuk" dan langsung direspon. Sore itu juga kami langsung kumpul di rumah Bro Dedi. Setelah berdiskusi tentang jadwal, route, biaya, akhirnya kami sepakat berangkat empat motor beserta teman lain. Pak Kun namanya. Kami bisa memanggilnya Pak Ketua, beliau sudah berumur 53 tahun yang semangat Touringnya sangat tangguh.
Selama 2 hari saya gunakan untuk service motor dan membereskan semua pekerjaan yang akan ditinggal selama 5 hari.

Bekasi - Pegunungan Dieng

Jumat, 19 Oktober 2018, pukul 03:10 kami berangkat dari Harapan Indah Bekasi. Saya dengan Yamaha MT25, Bro Imam dengan Yamaha Scorpio (Zakir), Pak Kun dengan Honda Tiger 2000 (Togar) dan Bro Dedi dengan Suzuki Burgman (Bongsor). 
Perjalanan menjelang Subuh relatif sepi, Pak Kun yang menjadi Road Captain (RC) memacu kenderaannya dengan cepat yang membuat kami sempat terpisah. Pak Kun dan Bro Imam melalui jalur pinggiran kota, saya dan Bro Dedi jalur dalam kota. Kami kembali bertemu di Spbu Indramayu. 3 jam waktu terbuang karena saling menunggu.
Pukul 11:00 tiba di Kota Tegal, kami mencari rumah makan soto tauto yang berada di samping Mesjid Agung. 
Setelah sholat Jumat, pukul 14:00 kami melanjutkan perjalanan melalui Pekalongan, Kajen. Route yang terdekat menuju Dieng.
Pukul 18:00 tiba, sebelum mencari penginapan kami makan Mie Ongklok khas di daerah ini.





Pegunungan Dieng - Yogyakarta - Trenggalek

Sabtu, 20 Oktober 2018. Pagi itu Bro Dedi dapat telpon, karena ada urusan penting maka harus pulang. Dengan berat hati Bro Dedi pamit pulang. Kami bertiga akan meneruskan perjalanan menuju puncak B29.
Menjelang sore kami memasuki kota Yogyakarta, di kota ini kami singgah untuk istirahat dan makan malam di kawasan Malioboro, saat akan beranjak untuk melanjutkan perjalanan, turun hujan. Kami menunggu reda sambil minum kopi di Circle K.

Tepat pukul 22:00 kami meninggalkan kota ini menuju Trenggalek melalui route Klaten, Wonogiri, Ponorogo. Jalanan mulus begitu lengang, setelah melewati kota Klaten mengarah ke Wonogiri, jalanan mulai mengecil dan relatif sepi melewati pematang sawah yang panjang. Lampu penerangan jalan jarang kami temui. Tidak disarankan untuk Touring sendiri melewati route ini pada malam hari.
Memasuki kota Trenggalek pukul 04:20, rasa lelah dan ngantuk mulai terasa, kami memasuki mesjid untuk sholat Subuh dan tidur di terasnya.

Trenggalek - Senduro - Puncak B29

Minggu, 21 Oktober 2018. Hampir 3 jam kami terlelap, cukup untuk menghilangkan rasa lelah setelah melakukan perjalanan semalaman. Pagi ini kami mandi di Spbu yang berada dekat dengan mesjid.
Makanan nasi jagung banyak dijumpai di tempat ini, kami berhenti untuk 
makan siang dan sholat Dzuhur, pukul 12:30 kami kembali melanjutkan perjalanan melalui kota Tulungagung, Blitar, Lumajang.
Perjalanan minggu siang ini begitu ramai kenderaan yang melintas. Setelah melewati desa Pronojiwo jalanan mulai menanjak dan menurun. Kami harus extra hati hati untuk melewati jalanan ini. Keselamatan dalam perjalanan adalah paling utama.

Menjelang malam kami tiba di Tugu kecamatan Candipuro, Maps mengarahkan kami untuk belok kiri. Beberapa kilometer dari tugu, kami berhenti di mesjid untuk sholat Magrib.

"Kalian mandi tidak, saya mau mandi" kata Bro Imam, "saya mandi juga" sahut Pak Kun, "saya juga" ujar saya. Kami semua mandi di tempat ini karena sebentar lagi kami akan memasuki daerah pegunungan yang airnya lebih dingin.
Setelah sholat Isya kami kembali melanjutkan perjalanan. 
Jalanan yang rusak melewati pepohonan rindang menutupi sebagian jalan membuat saya ragu, apakah benar ini route menuju B29, hal yang sama juga dirasakan pak Kun. Setelah menanyakan kepada penduduk yang kami jumpai, ternyata jalan yang kami lalui ini adalah jalur alternatif menuju Senduro. Kami mengikuti petunjuk arah dari Google maps yang selalu mengarahkan ke route yang terdekat.

Tiba di Senduro kami singgah untuk makan malam. Udara dingin khas pegunungan mulai kami rasakan di tempat ini.
Bagi yang ingin berkunjung ke Puncak B29, kecamatan Senduro adalah tempat persinggahan terakhir yang ada Indomaret, ATM, Polsek, Bengkel dan beberapa pilihan rumah makan.

Pukul 22:00, kami melanjutkan perjalanan yang hanya tinggal berjarak 22 Km. Cuaca gerimis tidak menghentikan semangat kami untuk mencapai puncak B29.
Dalam perjalanan di gelapnya malam, udara terasa sangat dingin. Jalanan menanjak dan berkabut tebal melewati hutan kecil membuat perjalanan semakin menantang.

Dalam waktu 30 menit tiba di Gapura Selamat datang di kawasan B29. Kami berhenti untuk berfoto ditempat ini.




Beberapa tukang Ojek menghampiri manawarkan jasa mencarikan penginapan dan ojek untuk ke puncak B29. Sesuai rencana memang kami akan menginap di desa Argosari dan besok pukul 03:30 akan naik ke puncak B29 yang berjarak sekitar 3 km. 
Pak Kun bersama ojek melihat penginapan yang ditawarkan. Saat musim kemarau, sumur di desa ini banyak yang kering, termasuk rumah penduduk yang dijadikan penginapan atau homestay.

Saya bilang "Pak Kun, kalau kita menginap di penginapan tidak ada air, lebih baik kita langsung saja ke Puncak." Bro Imam dan pak Kun menyetujui.
Tukang Ojek terus mencoba merayu kami untuk jasa mengantarkan. Saat itu saya keberatan untuk diantar. 
"Jalanan extreme pasti tidak naik, kalau kami ikut nanti kami bantu jika ada kesulitan." kata si tukang ojek.
Terpikir dibenak saya, hampir 5 tahun saya bergabung di Komunitas Trail Bandung, sudah sangat sering menaiki gunung dengan sepeda motor. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami menyetujui diantar Ojek.
Setelah tawar menawar, sepakat dengan harga Rp.100.000 / Ojek untuk jasa mengantarkan sampai ke puncak.

Pukul 23:30 kami berangkat menuju puncak B29 diantar oleh 2 motor ojek.
Medan yang ditempuh cukup menantang yaitu aspal, paving blok dan tanah gembur dengan kemiringan mencapai 40 derajat. Jalanan kecil berliku di tepi jurang hanya bisa dilalui oleh dua motor berpapasan kami lewati di dinginnya malam.
Aspal dan paving blok kami lewati tanpa kesulitan, begitu memasuki jalur tanah gembur, disini kami kesulitan untuk melintasinya.
Motor meraung kencang, ban terbenam di tanah gembur bercampur debu tebal memacu Andrenalin kami.
Motor pak Kun si Togar (Honda Tiger 2000) koplingnya sampai habis. Bro Imam dibantu dorong agar bisa melewati Trek ini. Alhamdulillah saya bisa melewati semua lintasan ini dengan lancar.

Rasa lega dan senang ketika tiba di Puncak B29. Luapan kegembiraan membuat kami berteriak sambil melompat lompat kesenangan. Sesaat kami lupa akan semua masalah dan pekerjaan yang ditinggal di Bekasi.
Perjuangan yang sangat melelahkan untuk dapat mencapai puncak. 
Bangga bisa mencapai puncak ketinggian 2.900 mdpl dengan mengendarai motor.

Jam menunjukkan pukul 01:30, tukang ojek membuka salah satu warung yang sudah tutup yang berada ditempat itu.
"Pak... tidur di dalam warung saja, pemiliknya family saya, kalau ada yang dimakan dan diminum, beritahu besok ke pemiliknya." kata Mas Rudi si Ojek. 
"Alhamdulillah kita ada tempat untuk tidur." sahut Bro Imam.
Sebelum tidur saya sempat melihat di Hp android, suhu 12 derajat.






Pesona Puncak B29, Negeri diatas awan

Puncak B29, ketinggian 2.900 meter dari permukaan laut (Mdpl), terletak di Kabupaten Lumajang Jawa Timur ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Sumeru. Banyak wisatawan berkunjung ketempat ini untuk menyaksikan matahari terbit. 
Pemandangan yang sangat menarik lainnya adalah kita bisa menyaksikan lautan pasir Gunung Bromo yang puncaknya 2.392 Mdpl, juga dapat melihat Gunung Sumeru dan beberapa Gunung lainnya.
Saya mengabadikan semua momen dan pesona puncak B29 dengan berfoto.

Matahari terbit di Puncak B29

Senin, 22 Oktober 2018. "Bangunnnn..." teriak Bro Imam, jam menunjukkan pukul 04:20. Udara dingin dan lelah membuat saya malas untuk beranjak bangun. "Keisha sudah menunggu di telepon." ujar pak Kun. Saya memang berjanji ke Keisha anak perempuanku untuk Video Call saat matahari terbit. Saat itu saya melihat di Hp android, suhu mencapai 7 derajat.

Begitu indah saat menikmati matahari terbit. Pemandangan sangat menakjubkan. Ciptaan dari yang Maha Sempurna, Maha Indah, Maha Besar, Allah SWT. Inilah salah satu karunia yang diberikan kepada manusia. Rasa lelah terbayar sudah oleh indahnya pemandangan alam.

Karena terlalu senang, Bro Imam dan Pak Kun sibuk berfoto bergantian sehingga mereka lupa kalo saya juga ingin difoto. Akhirnya saya minta bantuan orang lain yang berkunjung ditempat itu untuk memfoto saya. Hehehe...




Gunung Bromo

Pukul 09:00 kami turun meninggalkan puncak B29, Togar motor milik Pak Kun harus dibawa ke bengkel yang berada di Senduro untuk mengganti kanvas kopling.
Jalan yang menurun, saya mematikan mesin motor karena ingin jalan pelan sambil menikmati pemandangan. Tiba tiba saya terkejut saat menginjak rem belakang... Blong.. Saya berusaha mengendalikan dengan menggunakan rem depan dan gigi satu agar bisa berhenti. Rem cakram belakang panas dan habis. Beberapa bengkel saya tanya, tidak ada yang menjual kanvas rem Yamaha MT25, akhirnya saya harus ke kota Lumajang yang berjarak sekitar 30 km dari Senduro.

Setelah mendapat informasi dari penduduk di Senduro, Pukul 13:00 kami melanjutkan perjalanan ke Bromo melalui route Ranupani. Kalau melihat di Maps jalan alternatif ini tidak terlihat. 

Ranupani adalah pintu masuk bagi para pendaki menuju Gunung Sumeru. Di tempat ini saya melihat banyak pengunjung yang ingin mendaki sambil membawa ransel besar perlengkapan mereka. 

Perjalanan 1 jam kami tiba di lautan pasir Bromo. Untuk dapat menaiki tangga Bromo, kita harus melintasi jalan pasir melewati Bukit Teletubies.
Membawa motor dilintasan pasir bukan hal yang mudah, ban terpeleset dan terbenam di pasir kering. Saya sesekali hampir terjatuh. 
Dari kejauhan saya melihat motor melaju kencang di atas pasir, ada juga yang berboncengan melewati kami sambil ngebut. Saya sempat heran dan berfikir, kok bisa...! 
Mereka bisa kenapa saya tidak, itu yang terpikir dibenak saya. Setelah memperhatikan dan mencoba beberapa kali. 
Yess... Akhirnya saya juga bisa, sebenarnya triknya mudah, hanya mengurangi tekanan angin ban depan dan membawa motor agak cepat sambil memegang stang dengan kuat. 
Saya langsung memberi tahu cara ini ke teman lainnya, akhirnya mereka bisa.

Bro Imam dan Pak Kun bolak balik di lintasan pasir ini tanpa merasa lelah, sementara saya sudah mulai kelelahan. Keasyikan bermain motor membuat lupa akan waktu, sehingga sudah tidak memungkinkan lagi menaiki tangga Bromo.

Di Ngadisari kami berhenti di masjid untuk sholat Magrib, kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Route kami adalah melewati kota Pasuruan, Mojokerto, Ngawi, Semarang. 
Lalu lintas ramai di Pasuruan membuat kami kembali terpisah. Pukul 02:00 kami kembali komunikasi, saya ada di Mejayan, Bro Imam di Nganjuk dan Pak Kun ada di Kertosono. Kami sepakat untuk kembali bertemu di kota Ngawi.

Ngawi - Bekasi

Selasa, 23 Oktober 2018. Saat memasuki kota Ngawi pukul 04:15, saya berhenti di Spbu untuk mengisi bahan bakar Pertamax, sholat Subuh sambil menunggu Bro Imam dan Pak Kun. Saya tertidur 2 jam, ketika bangun HP eror, sehingga tidak bisa berkomunikasi lagi. Pukul 08:00, Bro Imam dan Pak Kun belum juga tiba, akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan sendiri.

Alhamdulillah... Pukul 21:40, saya tiba di rumah dengan selamat.
Perjalanan Touring yang menyenangkan. 
Terimakasih kepada Bro Imam dan Pak Kun atas kebersamaannya selama perjalanan.



Ikuti cerita Touring saya selanjutnya... Explore Pulau Belitung.

















Jumat, 15 September 2017

TOURING DARI JAKARTA KE PACITAN

Touring kali ini Saya akan ke Kota Pacitan Jawa Timur, dengan menggunakan Kuda Besi Yamaha MT 25 keluaran 2017.
Saya menyampaikan rencana Touring Saya ini kepada tetangga rumah, karena sebelumnya dia pernah bilang kalau Saya ingin berangkat Touring agar mengajak dia. Bro Andreas sangat senang atas ajakan ini. Awalnya dia sempat ragu dengan jarak yang akan ditempuh karena dia pernah Touring paling jauh ke Kota Bandung dengan memakai Honda Tiger miliknya.
Tetapi setelah Saya sampaikan "Masa kalah sama yang lebih tua..." diapun langsung bersemangat. Saya lalu mempersiapkan route perjalanan dan segala sesuatunya untuk keperluan selama perjalanan Touring selama 4 hari. 


Hari ke 1. Tanggal : 17 Agustus 2017. (Jakarta - Ungaran)
Kami berangkat hari Kamis pukul 04:30 dari Harapan Indah Bekasi melewati Tambun, Cikarang, Kerawang. Jalanan pagi itu cukup sepi karena bertepatan dengan tanggal merah HUT RI.
Pukul 06:45 kami tiba di Cikampek yang sudah memasuki jalur pantura. Kami berhenti di Indomaret untuk beristirahat sambil minum kopi. Ketika melakukan Touring jarak jauh, kita harus istirahat sebelum lelah agar selalu fit, Setelah 1 jam kami lalu melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan pagi ini kami banyak melihat pengendara lain berpakaian seragaram upacara.
Pukul 13:00 kami tiba di Kota Pekalongan, rasa lapar sudah mulai terasa, kami makan siang di kota itu. Ketika ingin melanjutkan perjalanan, Tali kopling motor Tiger milik Bro Andreas rusak, beruntung ada bengkel yang hanya berjarak 100 meter dari tempat kami makan tadi.
Setibanya di Kota Semarang motor Bro Andreas kembali rusak, kamipun mencari bengkel. Cukup sulit kami mencari bengkel saat malam itu, akhirnya kami temui juga bengkel yang masih buka di Kota Ungaran. Saya langsung bilang ke mekaniknya agar dikerjakan sebaik mungkin karena kami sedang perjalanan jauh. 
Malam itu kami menginap di Kota Ungaran, sebelum mencari hotel, kami makan malam di Sate Pak Kempleng 2, salah satu kuliner yang cukup ramai di kota itu. 


Hari ke 2. Tanggal 18 Agustus 2017. (Ungaran - Pacitan)
Pagi itu udara terasa dingin yang membuat kami malas untuk bangun. Kami menginap di Bandungan yang berada di dataran tinggi yang tidak jauh dari kota Ungaran.
Setelah sarapan pagi, kami check out dan melanjutkan perjalanan menuju kota Pacitan melewati Solo, Tawangmangu, Telaga Sarangan.
Hari itu sepanjang perjalanan cukup ramai, di beberapa tempat macet dan banyak pengalihan jalan, dikarenakan Pawai acara 17 Agustusan, sehingga kami harus rela terkena macet dibawah teriknya matahari siang itu.
Saat memasuki Tawangmangu, jalanan yang menanjak dan berbelok disertai pemandangan yang sangat indah khas pegunungan. Udara sejuk dan kabut menyambut kedatangan kami ditempat itu, membuat kami lupa akan beberapa jam sebelumnya terkena macet yang melelahkan.
Pukul 14:30 kami tiba di telaga Sarangan yang terletak di kaki gunung Lawu. Kami beristirahat sejenak, bersantai di pinggiran telaga menghabiskan waktu sore sambil makan sate dan minum kopi.




Menjelang malam, kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Pacitan melewati Plaosan, Poncol, Parang, Ponorogo.
Tepat pukul 21:00 kami tiba di Kota Pacitan, kota kelahiran mantan Presiden RI Bapak SBY. Saat hendak mencari penginapan kami dihampiri oleh Bro Faishal dan Bro Marhan Single Fighter Pacitan. Mereka mengajak kami makan malam dan membantu mencarikan penginapan, Kebetulan Bapak SBY juga sedang berada di Pacitan sehingga banyak hotel penuh dengan rombongannya.




Hari ke 3. Tanggal 19 Agustus 2017. (Explore Pacitan - Yogyakarta)
Pukul 09:00 kami check out dari penginapan langsung menuju ke Alun alun kota.


Tujuan pertama kami hari ini adalah pantai Soge yang berjarak sekitar 30 km dari batas kota.
Perjalanan menyelusuri lintas selatan Jawa Timur ini kami tempuh selama 30 menit,
Setibanya di pantai Soge, kami melihat pantai yang berada tepat dipinggir jalan. Betapa Indahnya Eksotika Lanskap pantai ini yang terbentang di kawasan Samudra Hindia.




Puas dengan menikmati pantai Soge, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Watukarung. Untuk menuju kesana harus kembali melewati kota Pacitan.
Kami menyempatkan diri untuk berhenti di rumah kediaman Bapak SBY saat kecil, hanya untuk berfoto di depan rumahnya. Tidak dibuka untuk umum bagi yang mau berkunjung masuk kedalam rumah.


Pukul 13:30 kami tiba di pantai Watukarung. Pantai ini adalah surga bagi peselancar. Pantai pasir putih yang memiliki ombak begitu besar, bisa mencapai 4 meter, sehingga pantai ini banyak disukai oleh peselancar dunia.
Ketika di pantai ini bertepatan dengan adanya kejuaraan selancar dunia, kami ikut menonton acara ini, sangat seru, karena ini pertama kalinya Saya melihat kejuaraan selancar dunia secara langsung. Kami makan siang di rumah makan di pinggiran pantai, Ikan bakar adalah menu khas ditempat itu sambil minum es kelapa muda.




Tidak terasa sudah 2 jam kami di pantai Watukarung, kami lalu meninggalkan pantai itu menuju pantai Klayar.
Pukul 15:30 kami memasuki kawasan wisata pantai Klayar. Pantai ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Kita bisa melihat hamparan pasir putih, batu karang raksasa yang menyerupai Sphinx, seruling samudra dan air mancur alami yang bisa menyemburkan air setinggi 10 meter. Masyarakat setempat percaya, air yang dikeluarkan dari batu karang tersebut bisa membuat awet muda. Kami terkagum menyaksikan keindahan alam di pantai itu.  Saya menyempatkan diri untuk bermain dipinggiran pantai sambil menikmati ombak yang kencang khas pantai selatan.






Hari sudah mulai gelap, kami melanjutkan perjalanan. Malam ini kami akan menginap di kota Yogyakarta.

Hari ke 4. Tanggal 20 Agustus 2017. (Yogyakarta - Jakarta)
Kami terbangun pukul 11:00, alarm Smartphone sudah tidak membuat kami terbangun. Terburu buru kami langsung menuju restoran hotel, tapi sarapan pagi yang disediakan sudah tutup sejak pukul 10:00. Dengan rasa kecewa kami kembali ke kamar untuk bersiap check out.
Memang malam itu kami tidur terlalu larut dikarenakan kami menginap di hotel yang berada di kawasan jalan Malioboro, sehingga masih menyempatkan diri untuk berjalan jalan melihat akan ramainya suasana malam kota itu.
Tidak banyak yang kami kunjungi di kota itu karena sudah beberapa kali Saya Touring ke Yogyakarta. Dari penginapan kami ke toko Mirota dan toko penjual Bakpia pathok untuk membeli oleh oleh. Pukul 15:00 kamipun meninggalkan kota Yogyakarta menuju Jakarta melewati Semarang.
Alhamdulillah keesokan harinya pukul 04:00 kami tiba di rumah dengan selamat.
Perjalanan Touring yang sangat menyenangkan.


Ikuti cerita Touring saya selanjutnya.....





Rabu, 15 Maret 2017

Touring Jakarta ke Palembang. (Part II)

Hari ke 4. 06 Maret 2017.
Pagi itu cuaca cerah, kami kembali berkemas untuk melanjutkan Touring menuju Kota Palembang. Sebelum berangkat kami melakukan chek kondisi kendaraan agar selalu Prima. Setelah semua beres, kami pamit ke Bro Verizal. Terimakasih Bro, sudah menjamu kami dengan baik selama di Lampung Timur.
Jam 08:00 kami berangkat. Hari ini kami akan menempuh perjalanan sejauh 370 Km, melalui Sukadana, Menggala, Tulang Bawang, Mesuji, Kayu Agung. Sepanjang perjalanan menuju Menggala kami bisa memacu kendaraan rata rata 80 Km / Jam karena kondisi jalan banyak yang lurus. Di Tulang Bawang kami Istirahat dan makan siang. 
Kami tiba di Palembang jam 20:00. Langsung menuju ke Penginapan. Perjalanan yang melelahkan setelah menempuh waktu 12 jam, hal ini dikarenakan jalanan rusak, kemacetan Truk dan Bis yang juga tidak bisa melaju dengan cepat.

 
 

Hari ke 5. 07 Maret 2017.
Setelah sarapan pagi, jam 11:00 kami check out dari penginapan. Hari ini tujuan awal adalah untuk Explore Pulau Kamaro. Saya menghubungi teman saya yang ada di Kota ini, dia menyarankan agar menyeberang melalui Dermaga PT. Pusri. Dermaga ini sebenarnya bukan untuk umum karena lokasinya berada di dalam komplek perusahaan tersebut. Teman saya tersebut membantu kami untuk minta izin memasuki wilayah dermaga sekaligus memesankan Kapal kecil untuk ke Pulau Kamaro.

 

Kami hanya menempuh waktu 20 Menit untuk tiba di Pulau Kamaro. Begitu kami menginjakkan kaki di pulau ini, kami melihat pintu gerbangnya syarat dengan ornamen China. 
Didalam pulau Kamaro ini terdapat Vihara atau yang lebih dikenal dengan Klenteng Hok Tjing Rio / Kwan Im yang dibangun tahun 1962. Selain bangunan Klenteng di pulau ini juga terdapat Pagoda berlantai 9, yang dibangun tahun 2006. Klenteng dan Pagoda ini adalah Objek wisata yang ada di pulau ini. Cukup Indah dan menawan untuk bisa berkunjung ketempat ini.

 
 

Setelah berkeliling pulau ini, kami kembali ke Dermaga PT. Pusri, tak lupa kami Sholat Ashar di Mesjid yang ada di Komplek Perusahaan pabrik pupuk yang termasuk terbesar di Indonesia. 
Saya melanjutkan City tour dengan mengunjungi Jembatan Ampera yang menjadi Icon Kota Palembang. Jembatan yang dibangun tahun 1962 ini cukup menarik untuk dikunjungi. Sayangnya tahun 1970 jembatan ini sudah tidak lagi difungsikan seperti awal dibuat, dengan alasan  terlalu lama untuk proses pengangkatan yang memakan waktu 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas di sungai Musi. 
Karena tidak diperbolehkan parkir kendaraan di Trotoar jembatan ini, Saya meminta izin ke Petugas Polisi yang ada ditempat tersebut agar diperbolehkan untuk parkir dan Berfoto. Petugas tersebut memberikan waktu 30 Menit. Bagi teman teman yang berkunjung ke tempat ini dan ingin mengabadikan melalui Foto di jembatan ini, agar meminta izin kepada petugas Polisi yang berada disekitar jembatan Ampera.




Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 17:15, Kami menuju tempat penjual oleh oleh khas kota ini, Pempek sudi mampir yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Ampera. Saya pun membelinya buat keluarga, yang tanda kalo sudah sampai di Kota Palembang harus bawa Pempek. Setelah Magrib, kami meninggalkan kota Palembang, kota yang sangat berkesan, penduduknya cukup ramah. Tidak seperti yang pernah saya dengar bahwa orang Palembang itu kurang ramah.
Keluar dari batas kota, Bro Fajar N, melajukan kendaraannya dengan cepat tidak seperti biasanya. Sesampainya di kota Kayu Agung, Bro Fajar N langsung membelokkan kendaraannya ke rumah makan. Ternyata dia lagi lapar. Hehehe...
Malam itu kami Riding menuju pelabuhan Bakauheni.

Hari ke 6. 08 Maret 2017.
Jam 05:30 kami tiba di pelabuhan Bakauheni. Alhamdulillah, selama dalam perjalanan semua aman dan lancar walaupun kami Riding malam melewati daerah yang kata orang orang rawan kejahatan. Jam 10:30 kami sudah tiba di Pelabuhan Merak, langsung pulang menuju Jakarta.


Ikuti cerita Perjalanan Touring ku selanjutnya.....