Jumat, 15 September 2017

TOURING DARI JAKARTA KE PACITAN

Touring kali ini Saya akan ke Kota Pacitan Jawa Timur, dengan menggunakan Kuda Besi Yamaha MT 25 keluaran 2017.
Saya menyampaikan rencana Touring Saya ini kepada tetangga rumah, karena sebelumnya dia pernah bilang kalau Saya ingin berangkat Touring agar mengajak dia. Bro Andreas sangat senang atas ajakan ini. Awalnya dia sempat ragu dengan jarak yang akan ditempuh karena dia pernah Touring paling jauh ke Kota Bandung dengan memakai Honda Tiger miliknya.
Tetapi setelah Saya sampaikan "Masa kalah sama yang lebih tua..." diapun langsung bersemangat. Saya lalu mempersiapkan route perjalanan dan segala sesuatunya untuk keperluan selama perjalanan Touring selama 4 hari. 


Hari ke 1. Tanggal : 17 Agustus 2017. (Jakarta - Ungaran)
Kami berangkat hari Kamis pukul 04:30 dari Harapan Indah Bekasi melewati Tambun, Cikarang, Kerawang. Jalanan pagi itu cukup sepi karena bertepatan dengan tanggal merah HUT RI.
Pukul 06:45 kami tiba di Cikampek yang sudah memasuki jalur pantura. Kami berhenti di Indomaret untuk beristirahat sambil minum kopi. Ketika melakukan Touring jarak jauh, kita harus istirahat sebelum lelah agar selalu fit, Setelah 1 jam kami lalu melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan pagi ini kami banyak melihat pengendara lain berpakaian seragaram upacara.
Pukul 13:00 kami tiba di Kota Pekalongan, rasa lapar sudah mulai terasa, kami makan siang di kota itu. Ketika ingin melanjutkan perjalanan, Tali kopling motor Tiger milik Bro Andreas rusak, beruntung ada bengkel yang hanya berjarak 100 meter dari tempat kami makan tadi.
Setibanya di Kota Semarang motor Bro Andreas kembali rusak, kamipun mencari bengkel. Cukup sulit kami mencari bengkel saat malam itu, akhirnya kami temui juga bengkel yang masih buka di Kota Ungaran. Saya langsung bilang ke mekaniknya agar dikerjakan sebaik mungkin karena kami sedang perjalanan jauh. 
Malam itu kami menginap di Kota Ungaran, sebelum mencari hotel, kami makan malam di Sate Pak Kempleng 2, salah satu kuliner yang cukup ramai di kota itu. 


Hari ke 2. Tanggal 18 Agustus 2017. (Ungaran - Pacitan)
Pagi itu udara terasa dingin yang membuat kami malas untuk bangun. Kami menginap di Bandungan yang berada di dataran tinggi yang tidak jauh dari kota Ungaran.
Setelah sarapan pagi, kami check out dan melanjutkan perjalanan menuju kota Pacitan melewati Solo, Tawangmangu, Telaga Sarangan.
Hari itu sepanjang perjalanan cukup ramai, di beberapa tempat macet dan banyak pengalihan jalan, dikarenakan Pawai acara 17 Agustusan, sehingga kami harus rela terkena macet dibawah teriknya matahari siang itu.
Saat memasuki Tawangmangu, jalanan yang menanjak dan berbelok disertai pemandangan yang sangat indah khas pegunungan. Udara sejuk dan kabut menyambut kedatangan kami ditempat itu, membuat kami lupa akan beberapa jam sebelumnya terkena macet yang melelahkan.
Pukul 14:30 kami tiba di telaga Sarangan yang terletak di kaki gunung Lawu. Kami beristirahat sejenak, bersantai di pinggiran telaga menghabiskan waktu sore sambil makan sate dan minum kopi.




Menjelang malam, kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Pacitan melewati Plaosan, Poncol, Parang, Ponorogo.
Tepat pukul 21:00 kami tiba di Kota Pacitan, kota kelahiran mantan Presiden RI Bapak SBY. Saat hendak mencari penginapan kami dihampiri oleh Bro Faishal dan Bro Marhan Single Fighter Pacitan. Mereka mengajak kami makan malam dan membantu mencarikan penginapan, Kebetulan Bapak SBY juga sedang berada di Pacitan sehingga banyak hotel penuh dengan rombongannya.




Hari ke 3. Tanggal 19 Agustus 2017. (Explore Pacitan - Yogyakarta)
Pukul 09:00 kami check out dari penginapan langsung menuju ke Alun alun kota.


Tujuan pertama kami hari ini adalah pantai Soge yang berjarak sekitar 30 km dari batas kota.
Perjalanan menyelusuri lintas selatan Jawa Timur ini kami tempuh selama 30 menit,
Setibanya di pantai Soge, kami melihat pantai yang berada tepat dipinggir jalan. Betapa Indahnya Eksotika Lanskap pantai ini yang terbentang di kawasan Samudra Hindia.




Puas dengan menikmati pantai Soge, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Watukarung. Untuk menuju kesana harus kembali melewati kota Pacitan.
Kami menyempatkan diri untuk berhenti di rumah kediaman Bapak SBY saat kecil, hanya untuk berfoto di depan rumahnya. Tidak dibuka untuk umum bagi yang mau berkunjung masuk kedalam rumah.


Pukul 13:30 kami tiba di pantai Watukarung. Pantai ini adalah surga bagi peselancar. Pantai pasir putih yang memiliki ombak begitu besar, bisa mencapai 4 meter, sehingga pantai ini banyak disukai oleh peselancar dunia.
Ketika di pantai ini bertepatan dengan adanya kejuaraan selancar dunia, kami ikut menonton acara ini, sangat seru, karena ini pertama kalinya Saya melihat kejuaraan selancar dunia secara langsung. Kami makan siang di rumah makan di pinggiran pantai, Ikan bakar adalah menu khas ditempat itu sambil minum es kelapa muda.




Tidak terasa sudah 2 jam kami di pantai Watukarung, kami lalu meninggalkan pantai itu menuju pantai Klayar.
Pukul 15:30 kami memasuki kawasan wisata pantai Klayar. Pantai ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Kita bisa melihat hamparan pasir putih, batu karang raksasa yang menyerupai Sphinx, seruling samudra dan air mancur alami yang bisa menyemburkan air setinggi 10 meter. Masyarakat setempat percaya, air yang dikeluarkan dari batu karang tersebut bisa membuat awet muda. Kami terkagum menyaksikan keindahan alam di pantai itu.  Saya menyempatkan diri untuk bermain dipinggiran pantai sambil menikmati ombak yang kencang khas pantai selatan.






Hari sudah mulai gelap, kami melanjutkan perjalanan. Malam ini kami akan menginap di kota Yogyakarta.

Hari ke 4. Tanggal 20 Agustus 2017. (Yogyakarta - Jakarta)
Kami terbangun pukul 11:00, alarm Smartphone sudah tidak membuat kami terbangun. Terburu buru kami langsung menuju restoran hotel, tapi sarapan pagi yang disediakan sudah tutup sejak pukul 10:00. Dengan rasa kecewa kami kembali ke kamar untuk bersiap check out.
Memang malam itu kami tidur terlalu larut dikarenakan kami menginap di hotel yang berada di kawasan jalan Malioboro, sehingga masih menyempatkan diri untuk berjalan jalan melihat akan ramainya suasana malam kota itu.
Tidak banyak yang kami kunjungi di kota itu karena sudah beberapa kali Saya Touring ke Yogyakarta. Dari penginapan kami ke toko Mirota dan toko penjual Bakpia pathok untuk membeli oleh oleh. Pukul 15:00 kamipun meninggalkan kota Yogyakarta menuju Jakarta melewati Semarang.
Alhamdulillah keesokan harinya pukul 04:00 kami tiba di rumah dengan selamat.
Perjalanan Touring yang sangat menyenangkan.


Ikuti cerita Touring saya selanjutnya.....





Rabu, 15 Maret 2017

Touring Jakarta ke Palembang. (Part II)

Hari ke 4. 06 Maret 2017.
Pagi itu cuaca cerah, kami kembali berkemas untuk melanjutkan Touring menuju Kota Palembang. Sebelum berangkat kami melakukan chek kondisi kendaraan agar selalu Prima. Setelah semua beres, kami pamit ke Bro Verizal. Terimakasih Bro, sudah menjamu kami dengan baik selama di Lampung Timur.
Jam 08:00 kami berangkat. Hari ini kami akan menempuh perjalanan sejauh 370 Km, melalui Sukadana, Menggala, Tulang Bawang, Mesuji, Kayu Agung. Sepanjang perjalanan menuju Menggala kami bisa memacu kendaraan rata rata 80 Km / Jam karena kondisi jalan banyak yang lurus. Di Tulang Bawang kami Istirahat dan makan siang. 
Kami tiba di Palembang jam 20:00. Langsung menuju ke Penginapan. Perjalanan yang melelahkan setelah menempuh waktu 12 jam, hal ini dikarenakan jalanan rusak, kemacetan Truk dan Bis yang juga tidak bisa melaju dengan cepat.

 
 

Hari ke 5. 07 Maret 2017.
Setelah sarapan pagi, jam 11:00 kami check out dari penginapan. Hari ini tujuan awal adalah untuk Explore Pulau Kamaro. Saya menghubungi teman saya yang ada di Kota ini, dia menyarankan agar menyeberang melalui Dermaga PT. Pusri. Dermaga ini sebenarnya bukan untuk umum karena lokasinya berada di dalam komplek perusahaan tersebut. Teman saya tersebut membantu kami untuk minta izin memasuki wilayah dermaga sekaligus memesankan Kapal kecil untuk ke Pulau Kamaro.

 

Kami hanya menempuh waktu 20 Menit untuk tiba di Pulau Kamaro. Begitu kami menginjakkan kaki di pulau ini, kami melihat pintu gerbangnya syarat dengan ornamen China. 
Didalam pulau Kamaro ini terdapat Vihara atau yang lebih dikenal dengan Klenteng Hok Tjing Rio / Kwan Im yang dibangun tahun 1962. Selain bangunan Klenteng di pulau ini juga terdapat Pagoda berlantai 9, yang dibangun tahun 2006. Klenteng dan Pagoda ini adalah Objek wisata yang ada di pulau ini. Cukup Indah dan menawan untuk bisa berkunjung ketempat ini.

 
 

Setelah berkeliling pulau ini, kami kembali ke Dermaga PT. Pusri, tak lupa kami Sholat Ashar di Mesjid yang ada di Komplek Perusahaan pabrik pupuk yang termasuk terbesar di Indonesia. 
Saya melanjutkan City tour dengan mengunjungi Jembatan Ampera yang menjadi Icon Kota Palembang. Jembatan yang dibangun tahun 1962 ini cukup menarik untuk dikunjungi. Sayangnya tahun 1970 jembatan ini sudah tidak lagi difungsikan seperti awal dibuat, dengan alasan  terlalu lama untuk proses pengangkatan yang memakan waktu 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas di sungai Musi. 
Karena tidak diperbolehkan parkir kendaraan di Trotoar jembatan ini, Saya meminta izin ke Petugas Polisi yang ada ditempat tersebut agar diperbolehkan untuk parkir dan Berfoto. Petugas tersebut memberikan waktu 30 Menit. Bagi teman teman yang berkunjung ke tempat ini dan ingin mengabadikan melalui Foto di jembatan ini, agar meminta izin kepada petugas Polisi yang berada disekitar jembatan Ampera.




Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 17:15, Kami menuju tempat penjual oleh oleh khas kota ini, Pempek sudi mampir yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Ampera. Saya pun membelinya buat keluarga, yang tanda kalo sudah sampai di Kota Palembang harus bawa Pempek. Setelah Magrib, kami meninggalkan kota Palembang, kota yang sangat berkesan, penduduknya cukup ramah. Tidak seperti yang pernah saya dengar bahwa orang Palembang itu kurang ramah.
Keluar dari batas kota, Bro Fajar N, melajukan kendaraannya dengan cepat tidak seperti biasanya. Sesampainya di kota Kayu Agung, Bro Fajar N langsung membelokkan kendaraannya ke rumah makan. Ternyata dia lagi lapar. Hehehe...
Malam itu kami Riding menuju pelabuhan Bakauheni.

Hari ke 6. 08 Maret 2017.
Jam 05:30 kami tiba di pelabuhan Bakauheni. Alhamdulillah, selama dalam perjalanan semua aman dan lancar walaupun kami Riding malam melewati daerah yang kata orang orang rawan kejahatan. Jam 10:30 kami sudah tiba di Pelabuhan Merak, langsung pulang menuju Jakarta.


Ikuti cerita Perjalanan Touring ku selanjutnya.....






















































































Selasa, 14 Maret 2017

Touring Jakarta ke Palembang.

Perjalanan Touring kali ini Saya lakukan sejauh lebih kurang 1300 Km, Saya mengajak teman dari Otolovers.


Malam itu 03 Maret 2017, jam 22:30, Saya beserta teman Bro Kardi dan Bro Fajar N, berangkat dari rumah menuju Palembang. Hujan sudah menemani kami sejak awal berangkat. Kamipun bertemu teman lainnya Bro Fajar Aliansyah di Jln. Daan Mogot. 
Tepat jam 23:55 kami berempat berangkat menuju Pelabuhan Merak.

Setelah menempuh jarak 145 Km, jam 03:30 tiba di Merak. Dengan membayar Tiket Rp.45.000.- kami menaiki kapal Ferry.


Didalam kapal Ferry dengan menambah Rp.15.000.- sudah bisa masuk ke ruangan VIP yang cukup nyaman untuk beristirahat. Karena lelah dan sudah tidak tidur semalaman, kamipun tidur untuk melepaskan lelah.


Hari ke 2.  04 Maret 2017.
Jam 08:00 Kami turun dari Kapal Ferry. Rasanya sangat senang sekali. Welcome to Sumatera. Menara Siger menyambut kedatangan kami dengan matahari yang cerah.


Setelah berfoto di Menara Siger, kami melanjutkan perjalanan menuju Way Jepara, sepanjang perjalan ini kami banyak melihat rumah nuansa Bali. 
Jam 11:30 Kami tiba di Way Jepara langsung menuju rumah sahabat Saya, Verizal di desa Labuhan Ratu. Ramah tamah khas sahabat lamapun tercipta. Malam ini kami tidur di rumah sahabat Saya.

Hari ke 3. 05 Maret 2017.
Setelah sarapan pagi dengan menu khas masakan lampung, kami melanjutkan misi Touring untuk mengexplore daerah Way Kanan yang dalam bahasa Lampung Way itu artinya sungai. 
Way Kanan adalah Suatu wilayah yang ada di Lampung Timur, disini terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan tempat penangkaran Badak dan tertutup untuk umum.
Karena rasa keingintahuan Saya untuk mengexplore tempat ini, Saya mengurus semua perizinan ke Dinas Kehutanan setempat. Alhamdulillah Saya diberikan izin dan ditemani oleh petugas kehutanan, atau yang biasa disebut Rangers. 


Jam 09:50 Kami mulai melakukan perjalanan Touring Explore.
Sepanjang perjalanan ke Way Kanan kami lalui dengan jalan berbatuan, suasana hutan Sumatera yang sangat begitu asri, pepohonan yang rimbun, membuat kami merasa begitu dekat dengan alam. Panas matahari tidak terasa karena rindangnya pepohonan. Sesaat kami lupa akan hiruk pikuknya kota Jakarta.
Dijalanan menuju Way Kanan ini sering kali terlihat binatang buas, seperti Harimau, Beruang, Gajah, Rusa, Ular dll. Kami berdoa agar kami selamat dalam perjalanan ini dan mengingat pesan dari Rangers, apabila bertemu dengan binatang buas, hal yang dilakukan adalah jangan panik.


Tidak terasa jam 11:50 kami sampai di Pos penjagaan terakhir. Dilokasi ini terdapat beberapa bangunan milik dinas kehutanan dan juga sungai yang bermuara ke laut. Ada hal yang menarik disini, ketika kami mendekati sungai, Ada seekor Buaya muara yang sedang diam di pinggiran sungai, karena kedatangan kami Buaya tersebut langsung masuk kedalam sungai, sepertinya dia terganggu dengan kedatangan kami. Kejadiannya begitu cepat sehingga kami tidak sempat untuk mengabadikan moment tersebut.


Kami mangambil foto untuk dokumentasi, lalu beristirahat untuk melepaskan lelah setelah perjalanan ketempat ini dengan rasa was was. 
Jam 13:30 kami melanjutkan perjalanan Touring menuju Way Kambas, yang tempatnya berjarak 22 Km dari tempat kami berada. 
Jam 14:35 kami tiba di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas. Banyak pengunjung, cukup menarik untuk berkunjung ketempat ini, karena kita bisa melihat langsung proses Gajah yang sedang dilatih. Agar lebih seru kami meminta izin kepada petugas agar diperbolehkan masuk ke area yang sebenarnya tidak boleh untuk dimasuki pengunjung. Disini kita bisa melihat Gajah yang baru ditangkap atau masih liar. Berkat pengalaman lama, Saya memberanikan diri mendekat  untuk berfoto dengan Gajah.
Setelah puas dengan Touring Explore hari ini, kamipun kembali ke rumah di Labuhan Ratu.



Nantikan lanjutan Touring Explore saya menuju Palembang.....